Wisata Edukasi Di Jakarta - 4 Model Pembelajaran yang Paling Efektif
Wisata Edukasi Di Jakarta - Empat Model Pembelajaran yang Paling
Efektif. Seorang guru, dituntut memiliki kreativitas dalam menyampaikan
pembelajarannya di dalam kelas. Guru masa kini, tentu sangat berbeda dengan
guru masa lalu yang posisinya ditempatkan sebagai satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan. Hari ini, guru tidak lagi tunggal menjadi pusat pendidikan dan
pembelajaran. Guru dituntut aktif dan efektif melaksanakan pembelajaran.
Tujuannya, agar tujuan pembelajaran [nasional dan institusional] dapat tercapai
dengan baik.
Berikut penulis akan
menggambarkan empat model pembelajaran yang menurut penulis sangat efektif jika
digunakan seorang guru. Keempat model pembelajaran dimaksud adalah sebagai
berikut:
Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) adalah suatu model yang menggunakan masalah dari dunia
nyata. Dunia empiris harus dipandang sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis. Keterlatihan pelajar untuk kritis akan
membentuk dirinya menjadi terampil dalam pemecahan masalah. Ia juga akan untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran berbasis masalahAi??
digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi, termasuk di dalamnya
belajar bagaimana belajar. Pengajaran berbasis masalah, menurut Ibrahim dan Nur
(2002) dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teaching (Pembelajaran
berbasis Project), Experience-Based Education (Pendidikan berdasarkan
pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentic), dan Anchored
instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata).
Peranan guru dalam pembelajaran
berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan
memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
1. Model Student Teams Achievement (Tim Siswa Kelompok
Prestasi)
adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan
kawan-kawannya. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dalam
pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan pembelajaran STAD untuk
mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui
penyajian verbal manupun tertulis.
Para siswa di dalam kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok atau tim masing- masing terdiri atas 4 atau 5 orang
anggota kelompok yang bersifat heterogen (baik jenis kelamin, ras, etnik,
maupun potensi akademik/kemampuannya). Tiap anggota kelompok menggunakan lembar
kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui
Tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
2. Secara Periosik
Dilakukan evaluasi oleh guru
untuk mengetahui tingkat penguasaan mereka (baik individual maupun kelompok)
terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Setiap siswa atau tim diberi
skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individual
atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi
reinforcement.
3. Model Jigsaw
Model Jigsaw dikembangkan oleh
Eliot Aronson dan kawan-kawannya dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
kawan-kawannya. Seperti halnya pada model STAD, pada model Jigsaw pun, kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok/tim a 4-5 orang anggotanya yang bersifat
heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan tiap
siswa diberi tanggung jawab untuk mempelajari satu bagian dari bahan akademik
tersebut.
Para anggota dari berbagai
kelompok/tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari satu bagian
bahan akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu
mengkaji bahan tertsebut. Kelompok siswa yang dimaksud disebut ai???kelompok
pakar (expert group)ai???. Sesudah kelompok pakar berdiskusi dan menyelesaikan
tugas, maka anggota dari kelompok pakar ini kembali ke kelompok semula (home
teams) untuk mengajar (membuat mengerti) anggota lain dalam kelompok semula
tersebut.
4. Dasar-dasar metode group investigation (investigasi
kelompok)
dirancang oleh Herbert Thelen,
selanjutnya dikembangkan oleh oleh Sharan dan kawan-kawannya. Dibandingkan
dengan model STAD dan Jigsaw, group investigation merupakan model pembelajaran
yang lebih kompleks dan paling sulit dilaksanakan dalam pembelajaran
kooperatif.
Pada model group investigation,
sejak awal siswa dilibatkan mulai dari tahap perencanaan baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Dalam
pelaksanaanya, mempersyaratkan para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Pengelompokan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil a 5-6 orang dapat bersifat heterogen dan dapat juga
didasarkan pada kesenangan berteman atau kesamaan minat. Para siswa memilih
topik yang ingin dipelajari, mengikuti/melakukan investigasi mendalam terhadap
berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu
laporan di depan kelas secara keseluruhan.
Tentu masih banyak model lain.
Tetapi sejauh yang Tim Wisata Edukasi DiJakarta riset,model-model inilah yang paling efektif jika digunakan untuk mengajar.
Komentar
Posting Komentar